Akhwat's Laman

Friday, February 17, 2012

Kisah Dua Shahabiyah



Ada 2 kisah singkat dari shahabiyah yang sudah sering kita dengar...

Kisah 1:
Beliau adalah seorang yang sangat rajin shalat juga shaum sunnah, namun Allah SWT. menakdirkannya bertempat di Neraka, karena beliau pernah mengurung seekor kucing hingga kucing tersebut mati...

Kisah 2:
Beliau adalah seorang pelacur yang hina, namun Allah SWT. menakdirkannya bertempat di Surga, karena beliau pernah dengan ikhlasnya menolong seekor anjing yang kehausan dengan memberinya minum...

==============================================

Kita harus bijak mengambil ibrah dari kisah2 di atas...

Bukan berarti setiap perjuangan shahabiyah tersebut dalam beribadah mahdhah kepada Nya tidak Allah SWT lihat, justru karena Allah sangat melihat segala sesuatu dari hal yang paling kecil. Dan jika ibadahnya tidak membuatnya berakhlaq baik bahkan kepada hewan, itu berarti dia dan ibadahnya gagal...

Namun, bukan pula dengan begitu kita bisa melakukan segala sesuatu dengan seenaknya, dan untuk menghapus itu semua, kita kumpulkan hewan2 yang kehausan untuk kita tolong. Sungguh bukan begitu... Karena bukankah akan lebih AMAN bagi kita jika dalam diri kita yang satu, beriman dan juga berakhlaq dengan baik...??? Karena siapa yang bisa menjamin ketika kita menolong hewan yang kehausan tersebut, kita dalam keikhlasan yang diterima oleh Nya...???

Semoga bermanfaat... Wallahu alam bishshawab...

Wednesday, February 15, 2012

Pengalaman dengan Seekor Burung Perkutut

Burung Perkutut Pelipur Laraku

Mungkin, awal mendengar ini akan terasa menggelikan, karena jujur saja saya baru sedikit tahu apa sebenarnya yang ingin Allah sampaikan melalui pengalaman saya ini...

Pada hari itu, entah mengapa saya merasa begitu sedih, namun apa yang bisa saya lakukan bukanlah menangis, tapi justru sedikit sensitif terhadap orang lain (mohon maaf untuk yang tersakiti oleh perilaku saya pada waktu itu). Saya bingung mencari-cari apa yang sebenarnya terjadi pada diri saya, karena di dalam hati saya merasa sakit, seperti ada yang harus dikeluarkan.
Lalu saya ke balkon tempat peliharaan keluarga kami, seekor burung perkutut bertengger dalam kandangnya. Saya pun bingung, terkadang ketika saya sedih, saya sering tertarik untuk menghampirinya, sekedar 'mengajaknya bicara' kadang dengan bahasa manusia, kadang dengan siulan burung. Hampir setiap saat saya menghampirinya, dia selalu langsung bergerak mendekati ke arah saya, karena setiap saya berada dekatnya, misal saat menjemur atau sekedar melihat ke arah luar, saya tersenyum padanya dan bertanya layaknya pada adik kecil, misal "kamu lapar?" atau "ada apa?". Kadang saya merasa bodoh juga, karena tak tahu apakah dia memahami perkataan saya atau tidak, hehe.
Tapi pada kali itu, saya merasakan sesuatu yang aneh, karena kala itu saya merasa sedih, lantas saya hanya memandangi dia saja tanpa mengajaknya berbicara. Namun yang saya kaget adalah dia terlihat mendekati saya dengan tampak sedikit uring-uringan ke sana kemari dan bersiul ke arah saya. Dan entah ada tarikan apa, tiba-tiba saja air mata saya keluar dan langsung meledak. Saya mencintai peliharaan saya itu... Itu yang tiba-tiba terlintas dalam pikiran saya. Dia tampak mengerti dengan keadaan saya dan berusaha untuk menghibur saya (setidaknya itu yang ada dalam pikiran saya).
Setelah itu adzan Zuhur pun berkumandang dan saya pun langsung mengambil air wudlu untuk shalat. Ketika shalat, saya merasa tidak kuat ingin menangis, meski belum begitu tahu apa yang saya tangisi, sang burung perkutut kah? Setelah shalat pun, saya merenung dan menangisi perasaan yang selama ini bergumul dalam hati. Dan akhirnya saya mendapatkan beberapa jawaban atas kegundahan yang saya rasakan, mengalir begitu saja. Satu persatu seperti Allah tunjukkan pada saya mengenai apa yang menjadi penyebab saya merasa begitu sedih.
Setelah begitu lama saya menangis, saya mencoba untuk menenangkan diri dan mencari apa kaitannya dengan pertemuan saya dengan peliharaan saya itu? Masih cukup membingungkan, tapi satu hal yang ada dalam pikiran saya adalah, mungkinkan ketika saya men-judge betapa hinanya diri saya sendiri, burung perkutut kami justru akan tetap menghibur kegundahan saya dan mengatakan "ajeng, jangan bersedih..."(setidaknya itu yang saya rasakan).

Seringkali kita tidak memperhatikan bagaimana perasaan hewan-hewan di sekitar kita, karena yang kita pikir mungkin mereka hanya makhluk hidup yang tak punya pikiran dan hati. Tapi, bukankan kita bisa banyak belajar dari perilaku mereka, misal semut dan kawanannya yang selalu saling bekerja sama untuk satu tujuan, singa yang seganas apapun tetap tidak tega memakan anaknya sendiri, dan kali ini burung perkutut yang secara tidak sadar siulannya memberikan warna di setiap harinya yang berarti dengan segala keterbatasannya berada dalam kandang, dia tetap berusaha memberi manfaatnya yaitu berupa suaranya yang indah... Sementara kita manusia, seberapa hebatnya kita sampai tega memandang rendah hewan-hewan di sekitar kita? Bahkan Rasulullah SAW pun begitu mencintai hewan kucing.
Semoga kita bisa memetik lebih banyak hikmah lagi dari mereka... amin...

Ana Uhibbuki Fillah...


Saat jalan2 ke blog inspiratif lainnya, saya melihat satu postingan yang luar biasa mengingatkan saya pada keadaan saya... Semoga bisa mengingatkan kembali betapa indahnya ukhuwah yang terjalin selama ini...

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Saat aku terjatuh engkau senantiasa berusaha membuatku bangkit
Saat aku tersenyum, engkau pun tersenyum dengan indah
Saat aku bersedih, engkau senantiasa menghiburku
Dan saat aku melakukan kesalahan, engkau senantiasa menegurku…
Tidak mengenal waktu, tempat, kapan dan dimana
Engkau selalu siap siaga membantuku
Engkau selalu membantuku disaat aku kesulitan
Engkau selalu ada saat aku membutuhkanmu


Ukhtifillah..
Kutahu diriku dan dirimu tidak lahir dari rahim ibu yang sama
Namun, persaudaraan yang kita jalin, sungguh melebihi dari persaudaraan kandung…
Engkau menjalin persaudaraan denganku bukan karena melihat pintar atau bodohnya aku
Bukan karena melhat cantik dan jeleknya diriku
bukan karena melihat kaya atau miskinnya keluargaku..
Tapi, engkau dan diriku bersaudara hanya karena satu alasan….
Yaa… Fillah..karena Allah…

Ukhtifillah…
Kuingat diriku yang penuh kekurangan ini..
Saat aku berdiri dihadapanmu dengan segudang masalah yang kuhadapi..
Kutampakkan wajah kusamku di hadapanmu..
Tapi, dirimu begitu sabar menghadapiku…
Wajah masamku tak membuatmu berhenti untuk tersenyum padaku dan mengatakan
"Ukhti, senyum dulu dong…"
Walaupun bibir ini teramat sulit untuk tersenyum di saat itu
Tapi hati ini begitu bahagia..bahagia karena engkau senantiasa menghiburku..

Ukhtifillah…
Jika boleh diri ini meminta…
Aku mohon kepadamu..
Jangan pernah menjauh dariku
Tetaplah bersamaku dalam menghadapi ujian di jalan dakwah
Jangan pernah berhenti menasehatiku jika berbuat kesalahan
Dan maafkan diriku jika pernah membuatmu terluka…

Ukhtifillah…
Ku ingin berada di mimbar cahaya kelak bersamamu…
Ku ingin meraih syurga dengan dirimu…
Karena sungguh..ku mencintaimu karena Allah….

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Jazakillah untuk inspirasinya... ^^

Saturday, February 11, 2012

Liburan Produktif...?

Rentang waktu kurang lebih 3 pekan untuk liburan, sebenarnya terasa menyenangkan sekaligus membosankan. Menyenangkan, karena bisa dijadikan ajang untuk melepas penat setelah sekian lama kuliah dengan padatnya. Membosankan, jika kita tidak merencanakan apa saja yang akan kita lakukan selama liburan tersebut. Jujur, saya pun cukup waswas karena khawatir tidak tahu dengan waktu yang cukup lama tersebut (3 pekan untuk ukuran kampus guhe gitu...) apa saja yang akan saya lakukan.
Namun, di hari ke-2 libur (secara formal), saya terpikir untuk membuat semacam jadwal / timeline tentang apa saja yang akan saya lakukan selama liburan tersebut. Contohnya yang saya buat adalah seperti ini (belum selesai sih...)


Cara buatnya tinggal buat kotak sesuai dengan jumlah hari liburan, hias dengan warna-warna yang menarik, atau jika cukup kreatif, bisa tambahkan aksesoris lainnya (cewe bgt ini mah... ^^). Yang jelas adalah buat semenarik / minimal se-eye catching mungkin agar bisa langsung terlihat, dan simpan di tempat yang strategis.
Hal-hal yang bisa kita tuliskan dalam perencanaan tersebut, bisa berupa hal-hal yang biasanya ketika kuliah tidak terjamah, misalnya :

  • Baca buku favorit / yang di 'PR'kan untuk selesai dibaca
  • Merapikan isi file laptop (gue bgt...)
  • Mengisi blog (curhat...)
  • Pergi ke tempat-tempat yang perlu dikunjungi, misal toko buku, toko baju, panti asuhan
  • Beli barang-barang yang perlu dibeli dalam keadaan santai, misal kado untuk teman
  • Film / serial yang ingin ditonton
  • Belajar hal-hal yang diminati
  • dll...

Hal penting yang kemudian muncul adalah, ketika perencanaan tidak berjalan sesuai harapan, seharusnya sih ada hukuman yang dibuat, misal sisihkan uang untuk amal Rp 5000,00 untuk setiap kegiatan yang tidak dilaksanakan tepat waktu (hukuman yang mendidik). Memang agak sulit berkomitmen dengan diri sendiri, tapi bisa dicoba.
Sekian yang bisa di-share agar liburan kita bisa lebih manfaat. Jika tidak pada liburan kali ini, bisa pada libura yang akan datang. Tapi alangkah lebih baiknya jika apa yang bisa kita lakukan saat ini, ya langsung kita eksekusi... ^^ good luck!

Friday, February 3, 2012

"Curly Monster"


Hehe,,, namanya rada menyeramkan ya?
Jangan takut, ini sebenernya nama yang muncul pas saya melihat hasil masakan saya yang sederhana ini.
Sebenernya masakan ini muncul ketika saya lihat kulkas rumah nyaris kosong, tapi saya pengen masak sesuatu.

'Curly Monster' sebenernya kaya 'Pizza Mie', tahu kan?
Hanya saja, saat saya menambahkan sedikit hiasan, tadinya ingin lucu-lucuan, loh kok malah jadi serem???

Tapi ga juga ko... Saya terpikir, ketika nanti jadi ibu rumah tangga, tentunya saya harus kreatif dalam membuat masakan, terlebih lagi jika sudah punya anak. Setahu saya, anak kecil relatif menyukai hal-hal yang tidak biasa. Mungkin salah satunya, ya ini...


Bahan :
1. Telur ayam 1-2 butir
2. Mie rebus merk apa saja (saya sih pake yang rasa soto koya, biar lebih gimana gitu...)
3. Buncis 5 piece (bingung nyebutnya...hehe)

Cara Membuat :
  1. Rebus mie sepertia biasa, lalu buang air nya (di saat ini, bisa juga sambil merebus buncis nya, tapi tidak pun tak apa-apa).
  2. Mie dimasukkan ke mangkuk, lalu campurkan dengan bumbunya dan aduk sampai rata.
  3. Masukkan telur, lalu aduk lagi sampai semua tercampur.
  4. Masukkan ke penggorengan (seperti masak omelete, ingat minyak harus sudah panas dan merata).
  5. Jika sudah, tiriskan, lalu hias dengan saus.
  6. Enak dimakan untuk camilan atau dengan nasi.

Sederhana kan? Saat saya menyajikan ini, bibi mengatakan enak (GR deh...) ... Tahu kenapa?
Karena saya menggunakan bumbu mie soto koya dan buncis untuk menyegarkan tampilan. Jadi, walaupun sederhana, tapi jika tampilan bisa kita buat semenarik mungkin, bukankah akan memberikan sensasi/cita rasa yang berbeda...???
Selamat mencoba...