Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh...
H-... Ramadhan 1343H... Gimana nih???
“Gimana apanya? Biasa
aja kali. Tinggal puasa doang...”
Begitukah yang terlintas di benak kita??? Oh God, kalo
bener, berarti ada yang ga beres dengan pengetahuan kita sebagai Muslim(ah)
mengenai Keutamaan di Bulan Ramadhan. Jadi, misal kita udah berusia 22tahun
(guhe banget), seberapa banyak keutamaan Ramadhan yang udah kita sia-siakan???
“Oke deh, jangan kepanjangan
prolognya dong.Jadi guhe kudu gimana?”
Kayanya berkaitan dengan:
10hari awal -> RAHMAT,
10hari kedua -> AMPUNAN,
10hari terakhir -> TERHINDARNYA
API NERAKA,
udah pada tahu kali ya. Tapi ko masih pada leha2 ya? Hm,
mungkin karena terlalu banyak teori yang nempel di kepala sampe ga tau cara
mengaplikasikannya. Hmmm... Tapi, karena
ane orangnya praktis nih (masa...???), jadi ane coba share tentang apa2 yang
bisa kita optimalkan di bulan Ramadhan. Terkait pelaksanaan, saya serahkan pada
diri ente sekalian, karena tiap orang punya style
nya masing2 (asal tetap sesuai syari’at ^^).
1.
Coy,
katanya tidurnya orang yang shaum itu juga terhitung ibadah ya? Weittsss,
bener ga tuh? Dalilnya yang sering kedenger sih gini,
“Tidurnya
orang yang berpuasa itu ibadah, diamnya adalah tasbih, doanya dikabulkan, dan
amalnya dilipatgandakan”
Bener gitu ga? Usut punya usut via ngenet, ternyata hadits ini bersifat dhaif(
atau lemah). Hm, keterangan lebih lanjut silakan tanya Mbah aja ya... Tapi
terlepas dari itu dhaif atau tidak, pernah bayangin secara logis ga, kalo yang
tidur aja berpahala (yang kalo di bulan Ramadhan bisa ampe 700x lipat), apalagi
yang beraktifitas di jalan-Nya...? Yah, tapi kalo bener2 cape, lelah, butuh
istirahat sih ya gapapa tidur.
2.
Ramadhan
bulan Rahmat tuh gimana sih?
Hmm... saya ambil kesimpulan bahwa Allah memberi kita kesempatan untuk meraup
‘dulang emas’ yang Allah simpan di bulan Ramadhan. Salah satunya, Allah
besarkan peluang menambah tabungan pahala kita dan peluang terkabulnya doa2
kita.
“Sesungguhnya
setiap Muslim pada tiap siang dan malam hari –pada bulan Ramadhan- memiliki doa
yang mustajab” [diriwayatkan oleh Al Bazzar dan
dishahihkan oleh Albani]
3.
Kalo misal
pengen i’tikaf, ngantuk ga kuat, gimana cuy? I’tikaf tuh buat apa sih?
Biasanya orang melakukan ini saat 10 terakhir Ramadhan, berharap mendapatkan
malam Lailatul Qadar yang kehadirannya sangat misterius ini ^^. Emang kenapa
tuh dengan malam itu? Kalo lupa, coba baca lagi deh QS. Al-Qadr: 1-5 (paham ko,
ane juga sempet lupa). Baiknya sih kita siap siaga di malam2 ganjilnya. Tapi
tak apa jika kesibukan dan kesanggupan kita membuat kita bisa di malam genap.
Sungguh, Allah melihat tiap usaha kita untuk mendekat pada-Nya.
Kalo ini momen2 pertama kali merasakan i’tikaf, coba cari masjid yang pelaksanaan tergolong ‘ringan’, misalnya bacaan2 surat pendek dalam shalatnya tidak full 1juz/rakaat. Yang pernah saya tahu, kalo untuk pengalaman pertama, Masjid DT di Bandung cukup memberi pengalaman ko. Tapi kalo mau lebih menantang, bisa ke Masjid Habib di Bandung. Dan untuk masalah tidur, hmm, kalo ga kuat ga apa diseling tidur. Saya banyak lihat yang bawa perlengkapan tidur ampe kasur lipat ke masjid. Bukan untuk dicontoh juga sih, cuma ya intinya kan kita ingin beribadah, kalo ga kuat ya istirahatkan, jangan dipaksakan. Tapi harus lebih kuat semangat i’tikaf nya daripada tidurnya ya..
Kalo ini momen2 pertama kali merasakan i’tikaf, coba cari masjid yang pelaksanaan tergolong ‘ringan’, misalnya bacaan2 surat pendek dalam shalatnya tidak full 1juz/rakaat. Yang pernah saya tahu, kalo untuk pengalaman pertama, Masjid DT di Bandung cukup memberi pengalaman ko. Tapi kalo mau lebih menantang, bisa ke Masjid Habib di Bandung. Dan untuk masalah tidur, hmm, kalo ga kuat ga apa diseling tidur. Saya banyak lihat yang bawa perlengkapan tidur ampe kasur lipat ke masjid. Bukan untuk dicontoh juga sih, cuma ya intinya kan kita ingin beribadah, kalo ga kuat ya istirahatkan, jangan dipaksakan. Tapi harus lebih kuat semangat i’tikaf nya daripada tidurnya ya..
4.
Duh, kalo
ane pulang telat sampe rumah capek banget ga sempet tarawih, gimana nih?
Pren, tarawih itu apa sih? Saya pun baru tahu belakangan2 ini dari seorang
ustadz. Asal kata tarawih adalah rohah
yang artinya istirahat, tenang. Sebenarnya tarawih itu kan sama dengan Qiyamul
Lail (QL, tahajud), hanya saja pelaksanaanya dimajukan. Jadi sebenarnya tarawih
harusnya kita laksanakan dengan kondisi yang tenang, tidak tergesa2, dan
sebagai bentuk istirahat kita, jadi bisa kita laksanakan di rumah. Lantas kenapa orang2 melaksanakannya ke
masjid?
Setahu saya, ada hadist shahih yang menyatakan bahwa Rasul justru tidak ingin kaumnya berpikir bahwa tarawih ke masjid seolah menjadi suatu yang wajib (coba tanya Mbah), karena di Ramadhan terakhir menjelang wafatnya pun beliau tidak tarawih ke Masjid. Salah satu alasan mengapa tarawih lebih baik dilaksanakan di masjid mungkin sebagai bentuk syiar pada masyarakat. Jadi, silakan pikirkan mana yang terbaik bagi kondisi antum (ceileh bahasanya... :P).
Setahu saya, ada hadist shahih yang menyatakan bahwa Rasul justru tidak ingin kaumnya berpikir bahwa tarawih ke masjid seolah menjadi suatu yang wajib (coba tanya Mbah), karena di Ramadhan terakhir menjelang wafatnya pun beliau tidak tarawih ke Masjid. Salah satu alasan mengapa tarawih lebih baik dilaksanakan di masjid mungkin sebagai bentuk syiar pada masyarakat. Jadi, silakan pikirkan mana yang terbaik bagi kondisi antum (ceileh bahasanya... :P).
5.
Apakah
semakin banyak rakaat tarawih itu semakin baik? Lagi2 saya pernah dengar
bahwa Rasul tidak pernah melaksanakan tahajud lebih dari 11 rakaat (ga harus
tanya Mbah, boleh tanya yang lain juga ko ). Lagipula dari pengalaman, biasanya
yang rakaatnya lebih dari 11 misalnya 23, saya pribadi sih tidak menemukan makna
‘ketenangan’ di dalamnya, seperti sedang berolah raga dan parahnya seperti
sedang dikejar2 deadline pekerjaan karena membuat hati menjadi tidak nyaman dan
tidak menikmati. Pernah merasakannya? Padahal merujuk pada arti tarawih tadi
seharusnya kita menjadi nyaman karenanya, bukan ngedumel “duh, cepet banget sih ni imam! Baru juga baca bla...bla.., udah
bla...bla... aja.”.
6.
Duh, aku
udah sering doa di bulan Ramadhan, tapi ko asa ga ngefek ya? Hmmm,
jawabannya adalah Wallahu alam bishshawwab... Gitu aja?
Hehehe, emang iya, lha wong yang tahu cuma Allah SWT, ane sih mana tahu. Cuma yang patut kita yakini adalah bahwa Allah SWT pasti memberikan yang terbaik untuk kita. Dan tinggal kita nih yang dituntut untuk memasrahkan tiap doa yang kita panjatkan, mengikhlaskannya, disamping mengusahakannya. Dan tentunya tahu kan, tanpa kita sebut2 berulang2 pun, Allah udah tahu apa yang tersirat di hati kita. Lha, kalo gitu ngapain perlu doa terus2an ke Allah? Karena Allah senang mendengar hambaNya berdoa padaNya, karena dengan begitu semakin menunjukkan dan membiasakan kita bahwa kita sangat bergantung padaNya dan kita memang tidak ada apa2nya.
Hehehe, emang iya, lha wong yang tahu cuma Allah SWT, ane sih mana tahu. Cuma yang patut kita yakini adalah bahwa Allah SWT pasti memberikan yang terbaik untuk kita. Dan tinggal kita nih yang dituntut untuk memasrahkan tiap doa yang kita panjatkan, mengikhlaskannya, disamping mengusahakannya. Dan tentunya tahu kan, tanpa kita sebut2 berulang2 pun, Allah udah tahu apa yang tersirat di hati kita. Lha, kalo gitu ngapain perlu doa terus2an ke Allah? Karena Allah senang mendengar hambaNya berdoa padaNya, karena dengan begitu semakin menunjukkan dan membiasakan kita bahwa kita sangat bergantung padaNya dan kita memang tidak ada apa2nya.
7.
Trus
gimana? Nangis nih guhe...! Hehehe, cup cup cup... Ane sih pernah dikasih
tahu seorang teman, kalo saat menjelang Ramadhan, buatlah proposal. Proposal apaan? Proposal permohonan apa
saja yang sangat kita inginkan, dambakan, harapkan, dsb. Buatlah listnya dengan
cukup detil per-permohonannya. Dan yang namanya proposal (kalo pernah buat
sih), biasanya ada ‘bayaran’ sebagai ganti untuk diberikan ke pihak yang kita
tuju kan... Nah, karena ini ke Allah SWT, Tuhan Jagat Raya yang ga ada yang
tidak Dia miliki, maka kita berikan yang bisa kita perjuangkan sebagai hamba
yang dicintaiNya, yaitu berupa amalan ibadah. Misal, kita buat list seperti
ini:
a. Minimal khatam Alquran 1x selama Ramadhan
ini
b. Shalat sunnah rawatib full (5x sehari)
c. Shalat dhuha tidak ada yang tertinggal tiap
harinya
d. Konsisten tarawih 11rakaat tiap hari
e. Tiap hari ada sedekah yang diberikan
f.
Konsisten
baca Al-Ma’surat (doa) pagi dan petang
g. Menghindari membicarakan orang lain yang
tidak baik
h. Dll...
8.
Oh iya,
gimana nih kalo kalo wudlu pas shaum? Kan ada kumur2 ama bersihin hidung, entar
airnya masuk deh. Ini memang ada 2 pendapat, yang mengatakan tidak batal
jika berkumur dan istinsyaq (membersihkan hidung), asalkan tidak berlebihan.
Ini terdapat pada hadist berikut:
Riwayatkan
bahwa Raslullah SAW bersabda:
Dari Umar bin Al-Khatab ra. berkata, "Suatu hari
aku beristirahat dan mencium isteriku sedangkan aku berpuasa. Lalu aku datangi
nabi SAW dan bertanya, "Aku telah melakukan sesuatu yang fatal hari ini.
Aku telah mencium dalam keadaan berpuasa." Rasulullah SAW menjawab,
"Tidakkah kamu tahu hukumnya bila kamu berkumur dalam keadaan berpuasa?"
Aku menjawab, "Tidak membatalkan puasa." Rasulullah SAW menjawab,
"Maka mencium itu pun tidak membatalkan puasa." (HR Ahmad dan Abu Daud)
Sementara yang mengatakan itu
membatalkan adalah karena saat berkumur pasti ada air yang masuk ke dalam perut
meski sedikit dan karena dengan berkumur bisa menghilangkan bau mulut (khaluuf) padahal,
"Bau mulutnya (khaluuf) orang puasa nanti di
hari kiamat lebih utama bagi Allah dari minyak Kasturi"
Sementara bagi yang meyakini itu
tidak membatalkan, menganggap bahwa penyebab khaluuf itu bersumber dari dalam, tidak semata-mata dari mulut.
Karenanya, kalaupun kita menggosok gigi atau berkumur, tetap saja khaluuf itu ada.
Adapun hadits yang paling jelas,
yaitu:
Dari Laqith bin
Shabrah ra. berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Sempurnakanlah wudhu',
dan basahi sela jari-jari, perbanyaklah dalam istinsyak (memasukkan air ke
hidung), kecuali bila sedang berpuasa." (HR Arba'ah dan Ibnu
Khuzaemah menshahihkannya).
Namun ini pun masih memberi makna yang berbeda. Karena dari pihak PRO
kumur menganggap bahwa intinya, yang dilarang hanya apabila dilakukan
dengan berlebihan, sehingga dikhawatirkan akan terminum. Sedangkan pihak KONTRA
beranggapan bahwa hadits itu menjelaskan lebih baik meninggalkan berkumur dan
istinsyak tersebut.
Begitulah pandangan2 yang terdapat
di masyarakat, silakan dijalani berdasarkan keyakinan masing2. Dan jika ada
yang kurang, silakan komen-kan ya. Dan yang mau saya tekankan disini juga adalah
bahwa kita sering terjebak dengan tindakan membersihkan hidung dalam wudlu
adalah cukup dengan mengorek bagian dalam hidung, bahkan ada yang sekedar
mencolek hidungnya (duh, ini pelit amat si...). Padahal istilah membersihkan
hidung dalam wudlu adalah istinsyaq, yakni dengan menghirup air ke dalam
hidung, lalu dikeluarkan, dengan begitu hidung lebih terjamin kebersihannya.
Selain itu juga jika salah, dengan istinsyaq ini bisa mengurangi resiko
sinusitis loh...
Duh, ane lupa lagi nih yang mau disampein (padahal mah emang
Cuma segini yang kepikiran, hehe...). sekian dulu deh ya, insyaAllah kalo Allah
SWT berkenan ane nulis lanjutannya, akan ane share lagi di sini, okeh...? (BTW
ko, bahasanya ane2-an ya?hehe...)
Wallahu alam bishshawwab,
Wassalamu’alaikum...
Wassalamu’alaikum...
No comments:
Post a Comment